Tips dan cara memilih judul skripsi yang tepat
1. Pilih judul yang berguna
Pilihlah judul
skripsi yang akan berguna buat masa depan. emang ada judul skripsi yang
tidak berguna?. Jawabannya , iya, sebab ada beberapa judul penelitian
yang dengan melihat judulnya saja, kita sudah mengetahui hasil
penelitiannya. Tetapi jika kamu tidak dapat menemukan judul skripsi yang
berguna bagi orang lain, setidaknya judul skripsi kamu berguna bagi
diri kamu. Sebab jika skripsi tidak memiliki manfaat, maka yakin saja
skripsi kamu tidak akan pernah dibaca orang lain. Jadi buatlah skripsi
kamu enak dibaca, minimal jadi bacaan buat kamu.
2. Pilih judul dengan tema yang kamu minati.
Walaupun kamu
kuliah di jurusan tertentu, setidaknya pasti ada satu tema dari jurusan
kamu yang kamu minati, seperti mahasiswa biologi dapat mengambil judul
dengan tema hewan atau tumbuhan. Salah dalam memilih tema akan
memperlambat kamu menyelesaikan skripsi kamu, sebab berhadapan dengan
sesuatu yang tidak kamu sukai berarti kamu akan berusaha untuk
menghindarinya.
3. Pilih judul yang kamu kuasai.
Walaupun kamu
telah memilih juduk skripsi yang kamu minati, tetapi kamu tidak
menguasai materinya, maka itu sama saja akan dapat memperlambat kamu
nantinya. Memilih judul yang kamu kuasai dapat membantu kamu nantinya
ketika menjalani ujian akhir, kamu bisa mempertahankan setiap tulisan di
skripsi kamu.
4. Pilih judul yang memiliki banyak referensi.
Tips yang
trakhir dan yang paling penting adalah memilih judul yang memiliki
banyak narasumber. Ingat !! dalam menyusun skripsi setidaknya kita butuh
minimal 25 buah buku referensi. Sebaiknya mencari dahulu beberapa
literatur yang banyak yang berhubungan dengan skripsi kamu. Sebab kurang
jumlah literatur bisa menghambat usaha kamu di tengah jalan nanti.
Itulah beberapa tips sederhana dalam menentukan judul skripsi.
Sebaik-sebaik skripsi adalah skripsi buatan sendiri, dan sebaik-baik
pembaca adalah yang memberikan komentar ketika membaca tulisan ini.
Selamat mencoba.
Berikut adalah beberapa tip menyusun judul skripsi yang orisinal:
1. Pilih judul skripsi sesuai minat.
Dalam menentukan judul tugas akhir, kerap dijumpai mahasiswa memilih
secara asal tanpa minat cukup. Berbekal alasan agar cepat lulus, banyak
mahasiswa memilih judul yang dirasa mudah dan tidak ruwet. Judul skripsi
juga sebaiknya disesuaikan dengan karakter individu yang bersangkutan.
Sering kali pemilihan judul diikuti dengan pengetahuan minim sehingga
memperlama waktu pengerjaan. “Minat terhadap judul maupun topik pada
skripsi Anda akan membawa pengaruh pada semangat. Pastikan Anda memilih
judul sesuai minat,” ucap perempuan yang biasa disapa Lia ini tegas.
2. Tentukan fokus skripsi sejak awal.
Dari judul atau topik yang telah Anda pilih, segera tentukan fokus
permasalahan secara gamblang. Uraikan masalah tersebut dalam kerangka
pikiran sehingga terstruktur membentuk sebuah kesimpulan maupun solusi.
“Anda dapat menggunakan rumus penulisan sederhana 5W + 1 H yaitu
Who, Why, What, When, Where, dan
How. Itu sudah dapat membantu Anda menjabarkan fokus masalah,” jelas Lia.
3. Perbanyak referensi literatur.
Dukung pemilihan judul skripsi Anda dengan pengetahuan yang memadai.
Banyaknya kajian pustaka maupun karya terdahulu yang dapat menginspirasi
Anda, serta perlu untuk diolah lebih lanjut. Menggunakan berita hangat
akan mempermudah proses pengerjaan skripsi Anda. “Jangan lupa untuk
selalu mencatat berbagai literatur bacaan. Dengannya, Anda tidak akan
kesulitan ketika berkonsultasi dengan dosen jika memiliki dasar sumber
yang kuat,” tuturnya lebih jauh.
4. Idealis dan realistis.
Jika Anda telah menemukan minat dan permasalahan, pastikan tidak
berseberangan dengan dosen pembimbing. Idealis dalam ide tentu boleh.
Namun jangan lupa untuk tetap realistis dalam pemilihan topik dan judul.
Skripsi hanyalah tahapan yang harus Anda lalui untuk mendapat gelar
sarjana. Jangan sampai karena terlalu idealis, Anda mengindahkan
ketersediaan data maupun alat pendukung yang dibutuhkan nantinya dalam
pengerjaan.
- Studi faktor faktor penyebab ketidakpatuhan Diet pada lansia
penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Moncongloe
kabupaten Maros (D3).
- Tingfkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang perawatan Payudara di Ruang bersalin RSUD Maros (D3)
- Studi Tingkat pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada lansia Panti Werdha Mojopahit Mojokerto (D3)
- Hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB
Paru (penelitian studi korelasi di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin.(S1).
- Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pencegahan penyakit DHF di
Masyarakat (penelitian Cross Sectional di perumahan Lokojoyo Kecamatan
Limpung kabupaten Batang Jawa tengah (S1).
- Studi Perbandiungan persepsi pasien JPS dan Non JPS terhadap
pelayanan keperawatan di ruang bedah B dan D RSUD Dr. Soetomo Surabaya
(S1).
- Faktor – Faktor Yang berhubungan Dengan tingkat kecemasan klien
dengan hemoptisis (Penelitian Cros sectional di ruang paru-patu RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. (S1).
- Hubungan tingkat pengetahuan perawat dalam memasang dan merawat
infus terhadap kejadian Plebilis di ruang mawar Bapelkes RSUD Dr.
Wahidin Sudirohusodo (D3).
- Hubungan tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien Post
Operasi Di ruang IRNA RSUD Syarifah Ambani Rato Ebo Bangkalan Madura.
(S1).
- Hubungan antara jenjang pendidikan dan tingkat kecemasan keluarga yang salah satu anaknya mengalami autisme. (S1).
- Hubungan tingkat pengetahuan IBU tentang ASI dengan pola laktasi
pada bayi baru lahir sampai umur 4 bulan di perumahan TNI-AL Kenjeran
Surabaya (S1).
- Hubungan komunikasi perawat dan tingkat kepuasan pasien yang
dilakukan pembedahan (studi analitik cros sectional di ruang bedah kelas
II RSU Ratu Zalecha Martapura Klaimantan Selatan (S1).
- Studi tentang hubungan tindakan keperwatan Preoperatif terhadap
tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (S1).
- Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada
pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya (S1).
- Studi tentang hubungan tindakan keperawatan preoperatif terhadap
tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah B RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (S1).
- Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada
pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Soetomo
Surabaya (S1).
- Pengaruh konseling keluarga terhadap pebaikan peran keluarga dalam
pengelolaan pasien diabetes melitus di wilayah puskesma BAnyu Urip
Surabaya. (S1).
- Studi tentang gangguan konsep diri pada klien gangren diabetik di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1).
- Pengaruh kepuasan pasien atas asuhan keperawatan terhadap kesetiaan
pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah kecelakaan
RSUD Blambangan Banyuangi (S1).
- Analisa hubngan komunikasi verbal dan non verbal perawat terhadap
tingkat kepuasan pasien di ruang perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. W.Z.
Johannes Kupang NTT (S1).
- Hubngan pemberian intervensi keperawatan dan tingkat kecemasan pada klien angina pektoris (S1).
- Studi tentang Gangguan Bodi Image pada klien fraktur femur dengan
pemakaian skeletal traksi di ruang bedah RSID Dr. Soetomo Surabaya (S1)
- Hubungan pengetahuan sikap perawat dan pendokumentasian keperawatan
di ruangan penyakit dalam Rumkital Dr. Ramelan (Penelitian Cross
Sectional di rumah sakit angkatan laut Dr. Ramelan) (S1).
- Hubungan pengetahuan perawat dan peran perawat sebagai pelaksana
dalam penanganan Pasien gawat darurat dengan gangguan sistem
kardiovaskuler (Penelitian cross sectional di IRD lantai 1 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya) (S1).
- Hubungan antara beban kerja dan kinerja perawat di instalasi rawat inap medical bedah RSUD dr. Soebandi Jember (S1).
- Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan
pada bayi resiko tinggi Hipotermi (Studi deskriptif analitik di ruang
Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya) (S1).
- Faktor – faktor yang berhubngan dengan motivasi perawat untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan
(Penelitian Cross sectional di RSUD Ulin Banjarmasin) (S1).
- Efektifitas peran kelompok pendukung dalam pelaksanaan terapi
aktifitas kelompok terhadap peningkatan konsep diri pada klien menopause
di wilayah kerja Puskesmas Gayaman, Desa Kenanten kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto (S1)
- Studi tentang gangguan harga diri pada klien gagal ginjal kronis
yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (S1)
- Peran serta kader Posyandu dalam upaya peningkatan status gizi
balita melaui penyuluhan kesehatan di Posyandu wilayah kerja Puskeesmas
Kecamatan Tompobulu. Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (S1).
- Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Prodi
Ilmu keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
(S1).
- Faktor – faktor internal yang berhubungan dengan kesulitan belajar mahasiswa di akademi perawatan Datu Museng Makassar (S1).
- Hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mata
kuliah kebutuhan dasar manusoa dan proses keperawatan (MA.105) Pada
mahasiswa tingkat I Akper Departemen Kesehatan Bima NTB (S1).
Contoh Penulisannya :No. A
SKRIPSI S-1 KEPERAWATAN LENGKAP
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP KEPATUHAN
PENGGUNAAN TABLET Fe (FERROUS)
(PENELITIAN ANALITIK CROSS SECTIONAL
DI PUSKESMAS LARANGAN DESA BLUM............)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA
ABSTRACT
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu maupun
janin. Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan
prematur, tumbuh kembang janin dalam rahim terlambat, mudah terjadi
infeksi, molahitadatidosa, hiperemisis grafidarum, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Mengingat dampak anemia tersebut maka
upaya-upaya dalam penanggulangan akan kekurangan zat besi tersebut telah
ddilaksanakan oleh pemerintah, salah satu caranya adalah melalui
suplemmen tablet besi.
Tujuan Mengetahui Hubungan Persepsi Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan
Penggunaan Tablet Fe di desa Blumbungan Wilayah Kerja Puskesmas Larangan
Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan tahun 2010.
Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian Observasional
dengan menggunakan Metode Analitik Cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini semua ibu hamil yang memeriksakan diri di polindes desa
blumbungan dan jumlah sampel 27 responden dengan metode purposive
Sampling. Data penelitian ini di ambil dengan menggunakan
kuisioner.dengan variabel independen persepsi dan variabel dependen
kepatuhan penggunaan tablet Fe.
Hasil uji statistik dengan Chi-Square menggunakan piranti lunak
SPSS windows 15 menunjukkan bahwa X¬2 < 0,05 sehingga H1 diterima H0
ditolak,
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
terdapat hubungan persepsi Ibu Hamil Terhadap Penggunaan Tablet Fe.
Kata Kunci : Persepsi Ibu Hamil, Kepatuhan, Penggunaan Tablet Fe
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
KATA PENGANTAR iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vi
ABSTRACT viii
HALAMAN ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
Tingginya Angka kematian Ibu (AKI) sesuai data Survei Demografi
Kependudukan Indonesia (SDKI) 2009 yakni 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab tidak langsung kematian ibu yang utama adalah perdarahan
28%, eklamsi 13%, aborsi tidak aman 11% serta sepsis 10%. Penyebab
tidak langsung resiko kematian ibu maskin besar dengan adanya anemia
51%, nifas 45%
Salah satu dari beberapa faktor tidak langsung penyebab kematian
ibu adalah anemia, pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi
terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan, resiko kematian
maternal, prematurisa, BBLR dan kematian perinatal. Disamping itu
perdarahan antepartum dan post partum lebih
sering.............................................
1.2 Identifikasi dan batasan Masalah 5
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Tujuan Penelitian 6
1.5 Manfaat Penelitian 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Konsep Dasar Kepatuhan 8
2.1.1 Pengertian Kepatuhan 8
Definisi kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu
hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet
zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sejauh mana perilaku
individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan profesional
kesehatan. Kepatuhan mengkonsumsi zat besi diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi,
frekuensi konsumsi perhari. Suplemen zat besi merupakan cara
efektif karena kandungan zat besinya yang dilengkapi asam folat
Kepatuhan sulit diukur karena tergantung dari banyak faktor,
diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa
mereka tidak dilakukan apa yang dianjurkan dokter.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan 10
2.2 Konsep Dasar Persepsi 14
2.2.1 Pengertian Persepsi 14
2.2.2 Fungsi Persepsi 15
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi 15
2.2.4 Proses Terjadinya Persepsi 26
2.3 Konsep Ibu Hamil 27
2.3.1 Pengertian Ibu Hamil 27
2.3.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil 28
2.3.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan 28
2.3.4 Nasehat-Nasehat Terhadap Ibu Hamil 28
2.4 Konsep Zat Besi ( Fe ) 30
2.4.1 Pengertian Zat Besi 30
2.4.2 Pentingnya Zat Besi bagi Ibu Hamil 30
Zat besi yang sangat penting bagi ibu hamil untuk pembentukan
dan mempertahankan sel darah merah untuk kecukupan sel darah
merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat
gizi yang dibutuhkan ibu hamil, selama itu jika asupan zat
besi sejak kehamilan cukup baik maka janin akan menggunakannya
untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpannya dalam
nasi sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan
2.4.3 Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil 30
2.4.4 Akibat Kekurangan Zat Besi 32
2.4.5 Efek Samping Tablet Fe 33
2.5 Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil 35
2.5.1 Pengertian Suplementasi Zat Besi 35
2.5.2 Dosis dan Cara Pemberian 36
2.5.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Fe 36
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 38
3.1 Kerangka Konseptual 38
Kerangka berfikir mengenai hubungan antar variable variable yang
terlibat dalam penelitian dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa
yang di uraikan pada studi keperpustakaan (Nursalam, 2005: 56)
3.2 Hipotesis Penelitian 40
BAB 4 METODE PENELITIAN 41
4.1 Jenis Penelitian 41
4.2 Rancang Bangun Penelitian yang Digunakan 41
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 42
4.4 Populasi dan Sampel 42
4.4.1 Populasi 42
4.4.2 Sampel 42
4.4.3 Besar Sampel 43
4.5 Kerangka Operational 45
4.6 Variabel Penelitian 46
4.6.1 Variabel Independen 46
4.6.2 Variabel Dependen 46
4.6.3 Definisi Operasional 47
4.6.4 Cara Pengukuran 49
4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 50
4.7.1 Teknik Pengumpulan Data 50
4.7.2 Prosedur Pengumpulan Data 50
4.8 Pengolahan dan Analisa Data 52
4.8.1 Editing 52
4.8.2 Kodiing 52
4.8.3 Tabulasi Data 52
4 8.4 Analisa Data 52
4.9 Masalah Etika 53
BAB 5 HASIL PENELITIAN 54
5.1 Gambaran dan Lokasi penelitian 55
5.1.1 Data demografi 55
5.1.2 Data Geografi 55
5.2 Data Umum 55
5.2.1 Paritas 56
5.2.2 Usia 56
5.2.3 Pendidikan 57
5.3 Data Khusus 58
5.3.1 Persepsi ibu hamil 58
5.3.2 Penggunaan Tablet Fe 58
5.3.3 Tabulasi Silang 58
BAB 6 PEMBAHASAN 60
6.1 Persepsi ibu hamil 60
6.2 Kepatuhan Penggunaan tablet Fe pada ibu hamil 61
6.3 Hubungan persepsi ibu hamil dan kepatuhan penggunaan tablet Fe 62
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 64
7.1 Simpulan 64
7.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN LAMPIRAN 67
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
IV.1 Definisi Operasional
V.1 Hasil tabulasi silang antara persepsi dengan kepatuhan
penggunaan tablet Fe
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Tabel Halaman
III.1 Kerangka Konseptual
IV.1 Kerangka Oprasional
V.1 DFR berdasarkan Paritas
V.2 DFR berdasarkan usia
V.3 DFR berdasarkan pendidikan
V.4 DFR Persepsi ibu hamil
V.5 DFR Kepatahuan Penggunaan tablet Fe
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Tabel Halaman
1. Surat pengantar Permohonan Ijin Penelitian 67
2. Surat Kepala Desa 68
3. Monografi Desa Blumbungan dan Potensi Perdusun 69
4. Surat Persetujuan Pengambilad Data Awal 70
5. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian 71
6. Penjelasan Dan Informasi Menjadi Responden Penelitian 72
7. Informed Concent 73
8. Kuisioner Data Demografi 74
9. Lembar Kuisioner Persepsi 75
10. Lembar Kusioner Kepatuhan Penggunaan Tablet Fe 77
11. Tabulasi Data Deografi 78
12. Data Tabulasi Persepsi Ibu Hamil 79
13. Tabulasi Kepatuhan Penggunaan Tablet Fe 80
14. Hasil Uji Statistic 81
15. Lembar Konsultasi 82
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
AKI :Angka Kematian Ibu
S.Kep :Sarjana Keperawatan
ANC :Antenatal Care
DepKes RI :Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DFR Distribusi Frekuensi Responden
Hb :Hemoglobin
KH :Kelahiran Hidup
KIA :Kesehatan Ibu dan Anak
KIE :Konseling,m Informasi, Edukasi
KPD :Ketuban Pecah Dini
M,Si :Magister Studi Islam
M.MKes :Magister Managemen Kesehatan
O2 :Oksigen
PromKes :Promosi Kesehatan
PT :Perguruan Tinggi
PusKesmas :Pusat Kesehatan Masyarakat
S.Pd : Sarjana Pendidikan
S.ST : Sarjana Science Terapan
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
WHO : Wold Healt Organization
Abstrak adalah rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat
singkat atau dengan kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang
benar, tepat dan jelas mengenai isi suatu dokumen (Ahira, 2009).
Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan
keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan pada bagian awal
artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan
mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul.
Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah tergantung
pada kesan yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian
artikel yang paling sulit dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam
bahasa Inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada (persyaratan
dalam akreditasi jurnal ilmiah) (Santoso, 2009).
Abstrak seperti sinopsis. Hanya dengan membaca abstrak, pembaca sudah
bisa memahami apa yang ada dalam sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu,
abstrak harus jelas, singkat, padat dan mudah dipahami (Ahira, 2009).
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap
informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta.
Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan
informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi artikel pada
suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur:
argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk
memecahkan masalah, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah
(metode), hasil yang dicapai dalam penelitian serta kesimpulan yang
diperoleh. Setiap unsur hendaknya diungkapkan dalam kalimat yang singkat
dan jelas, dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu
panjang (Santoso, 2009).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling
penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur
penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang
subjek yang diteliti)dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap
perlu, juga simpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil
penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan dan saran tidak
perlu disajikan (Ahira, 2009).
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal
hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman
tersebut memudahkan abstrak untuk dimasukkan dalam jaringan internet.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan anda mengetahui hasil penelitian
tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar-lembar.
Sehingga dengan adanya abstrak dapat membantu mencari referensi
penelitian yang dicari(Ahira, 2009).
Adapun tujuan pembuatan abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Untuk melengkapi tulisan ilmiah seseorang.
2. Untuk membantu pengguna informasi memperpendek waktu pemilihan imformasi.
3. Untuk mengatasi kendala bahasa.
Halaman abstrak menyajikan intisari skripsi, yang mencakup (Hasil
lokakarya metodologi penulisan skripsi program studi kimia, 2005):
1. Masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya.
2. Metode yang digunakan.
3. Hasil yang diperoleh.
4. Kesimpulan utama dan saran yang diajukan (bila ada).
Jangan sekali-kali mencamtumkan informasi ataupun kesimpulan yang tidak dibahas dalam skripsi.
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan
dalam karangan asli dan berupa kata tunggal atau gabungan kata. Kata
kunci diperlukan untuk kepentingan komputerisasi sistem informasi
ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan dengan mudah judul-judul
penelitian beserta abstraknya (Ahira, 2009).
Halaman abstrak bahasa Inggris diketik pada halaman baru. Ketentuannya
sama dengan abstrak dalam bahasa Indonesia (Hasil lokakarya metodologi
penulisan skripsi program studi kimia, 2005).
Adapun hal-hal yang perlu ada dalam abstrak adalah (Fakultas Teknologi Industri, 2007):
1. Masalah yang akan diteliti.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Hasil yang diperoleh pada penelitian.
4. Kesimpulan.
5. Kata kunci.
Menurut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin (2007), hal-hal yang tidak diperbolehkan ada dalam abstrak
yaitu sumber acuan, informasi lain yang tidak berhubungan dengan
penelitian dan gambar atau tabel. Adapun format penulisan abstrak adalah
sebagai berikut.
1. Awal kalimat merupakan kata benda.
2. Terdiri dari maksimal 250 kata, diluar kata depan dan kata sambung.
3. Dalam bentuk satu paragraf.
4. Menggunakan spasi 1.
5. Menggunakan huruf Times New Roman.
6. Terdapat kata kunci yang terdiri dari maksimal 5 kata dan disusun secara alfabet.
7. Ditulis sebelum bab pendahuluan.
8. Rata kiri-kanan.
9. Ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12 pt.
- Jelaskan
alasan akademik/rasional dan esensial yang mengganggu kalau tidak
diteliti. Alasan itu berupa penjelasan singkat tentang posisi
permasalahan dalam bidang keilmuan yang diteliti. Argument atau alasan
dapat diperoleh dari berbagai sumber atau perpaduan antara teori, hasil
penelitian terdahulu untuk masalah yang sama, pertanyaan tentatif dari
seseorang yang dipandang memiliki otoritas, atau lainnya.
- Sebutkan
permasalahan penelitian yang berkaitan langsung dengan masalah atau
tema yang akan diteliti. Masalah merupakan “penyimpangan” dari teori
kondisi yang “sharusnya” terjadi dengan kondisi yang “senyatanya”
terjadi dalam penelitian. Himpunan permasalahan ini merupakan ruang
lingkup penelitian yang masih memerlukan pembatasan supaya penelitian
terfokus.
- Pilih dan tegaskan fokus permasalahan yang akan diteliti.
Berikan penjelasan tentang alasan pemilihan permasalahan tersebut yang meliputi :
- Akibat negatif kalau permasalahan tersebut tidak diteliti.
- Akibat positif kalau hal itu diteliti.
Penulisan latar belakang
harus dipaparkan secara cermat, tajam, sistematis, argumentatif dan
ringkas (2-5 halaman). Isinya “tidak boleh hanya sekedar cerita” tentang
rentetan peristiwa yang berkaitan dengan rencana penelitian. Deskripsi
latar belakang harus betul-betul diorientasikan dan difokuskan pada
penyebab yang melatarbelakangi munculnya rumusan masalah. Latar belakang dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) harus menggambarkan fenomena yang merupakan prasiklus yang menuntut dilaksanakannya penelitian.
Tinjauan Pustaka atau kajian teori mempunyai arti: peninjauan kembali
pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai
dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai
peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya)
tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik dengan
bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula yang seiring dan
berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan
merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh
Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal
dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin
dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang
dihadapi.
Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis)
menganggap tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting
sehingga ditulis “asal ada” saja
atau hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan)
belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian
tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa kegunaan tinjauan
pustaka. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai adalah dalam
penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan pustaka.
Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas buku
per buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka
(hanya menyebutkan siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa
membahas apa yang ditulis). Berdasar kelemahan-kelemahan yang sering
dijumpai di atas, tulisan ini berusaha untuk memberikan kesegaran
pengetahuan tentang cara-cara penulisan tinjauan pustaka yang lazim
dilakukan. Cakupan tulisan ini meliputi empat hal, yaitu: (a) kegunaan,
(b) organisasi tinjauan pustaka, (c) kaitan tinjauan pustaka dengan
daftar pustaka, dan (d) cara pencarian bahan-bahan pustaka, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Kegunaan Tinjauan Pustaka / Kajian Teori
Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai
kegunaan untuk: (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa
dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan
pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya; (2) membantu memberi gambaran tentang
metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi; (3)
mengungkapkan sumber-sumber data
(atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita
ketahui sebelumnya; (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting
dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara
sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain—yang
mungkin terkait); (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat
penelitian ini berada; (6) menungkapkan ide-ide dan
pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya; (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan (8) mampu menambah
percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada
pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan
mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik
tersebut.
Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984, hal.
38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan,
yaitu: (1) mengkaji sejarah permasalahan; (2) membantu pemilihan
prosedur penelitian; (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan; (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian
terdahulu; (5) menghindari duplikasi penelitian; dan (6) menunjang
perumusan permasalahan. Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas
lebih jelas, maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan tinjauan
pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka. Satu persatu
kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian
berikut ini.
Kegunaan 1: Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan
penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan
permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul
sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih
jelas tentang perkembangan materi permasalahan (tinjauan dari waktu ke
waktu: berkurang atau bertambah parah; apa penyebabnya). Mungkin saja,
tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang permasalahan”
yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian. Bedanya:
dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada.
Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah di-lakukan
atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut.
Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil
yang didapat.
Kegunaan 2: Membantu pemilihan prosedur penelitian
Dalam merancang prosedur penelitian (research design),
banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan)
yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti
permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan
kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan.
Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut,
kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu
prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.
Kegunaan 3: Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang
tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan
landasan teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris
yang diharapkan.
Kegunaan 4: Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang
diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian
penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian
yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan
bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu,
atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih
mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hal dan perlu
diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering
diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah
ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta
kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan
kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat
kepercayaan (level of significance)
hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau
temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini
menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok: 1. Kelompok
Pustaka Utama (Significant literature); dan 2. Kelompok Pustaka
Penunjang (Collateral Literature).
Kegunaan 5: Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian,
sangat jelas maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian
dilaporkan secara luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi
pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut.
Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan
seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak
terjadi duplikasi).
Kegunaan 6: Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan
permasalahan. Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehe nsif
dan bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan
yang memuat permasalahan apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian;
yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan tersebut, rumusan
permasalahan ditunjang kemantapannya (justified). Pada beberapa formulir
usulan penelitian, bagian kesimpulan ini sengaja dipisahkan tersendiri
(agar lebih jelas menonjol) dan ditempatkan sesudah tinjauan pustaka
serta diberi judul “Keaslian Penelitian”.
Kerangka
Konseptual
1.
Pengertian
Kerangka Konseptual
Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk
menjelaskan masalah dengan menggunakan teori yang relevan, serta menyusun
kerangka teoritis/kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian.
Konsep
adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu
pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung. Agar bisa
diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel. Misalnya, konsep ilmu
alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera.
Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial
yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang
tingkah laku, kecemasan, kenakalan remaja dan sebagainya. Oleh karena itu perlu
kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Kerangka konsep merupakan susunan kontruksi logika yang diatur dalam
rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana, kerangka ini dirumuskan untuk
menjelaskan konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan
empirik. kerangka pemikiran/ kerangka konseptual ini ditujukan untuk
memperjelas variabel yang diteliti sehingga elemen pengeukurnya dapat
dirinci secara kongkrit. Adapun peranan teori
dalam kerangka pemikiran
yakni sebagai berikut :
a.
sebagai
orientasi dari masalah yang diteliti
b.
sebagai
konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan
konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c.
sebagai
generalisasi; teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan
antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi
tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima
d.
ebagai
peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi dari
yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui
Dengan adanya kerangka konseptual maka
minat penelitian akan lebih terfokus
ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis,
serta memudahkan identifikasi
fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali,
dan variabel lainnya.
Contoh :
“pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk
variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi
keluarga” adalah konsep,
maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut
dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut
sebagai variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah.
Oleh
karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya. dari uraian
pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian dan peranan
dari kerangka konseptual dalam
suatu penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep –
konsep atau variable – variable yang akan diamati atau diukur
melalui penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka konseptual diharapkan akan
memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan
diteliti.
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari proses penelitian dimana Kerangka
konseptual harus
menerangkan:
a.
Mengapa
penelitian dilakukan ?
Penelitian
dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan.
seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang
sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil
penelitian sebeumnya, menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan
digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.
b.
Bagaimana
proses penelitian dilakukan ?
Proses
penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan
diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah
literarute (studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
c.
Apa
yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang
akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang
sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak
semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan
sebelumnya.
d.
Untuk
apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk
menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian
itu dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang
kontropersi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang
tersebar sejak turun-temurun.
Pada intinya hasil penelitian yang
diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat, sehingga
penelitian itu tidak di anggap sia-sia. Kerangka konseptual dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel
atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan
argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.
Kerangka
konseptual yang baik menurut Uma Sekaran sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono dalam Iskandar (2008: 54) sebagai
berikut:
1.
Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus
jelas.
2.
Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3. Kerangka
konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram,
sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar
(2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual
merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari
jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan
tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis
yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat
diuji secara empiris.
Pemilihan kerangka konseptual yang tepat pada sebagian besar penelitian
ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1. Landasan
pertama berpikir deduktif;
analisisteori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuatan alisis secara hati-hati
dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek
penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan
untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan
kedua berpikir induktif; analisis
penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan
masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan
ketiga adalah merumuskan permasalahan
dan penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan
pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman,
teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi
kerangka konseptual penelitian.
2.
Tahap Penyusunan
kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian pada
dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau
diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum
membuat kerangka konseptual ini adalah :
1. Seleksi dan definisi konsep (logika
berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
2. Mengembangkan pernyataan hubungan.
3. Mengembangkan konsep dalam gambar /
kerangka. Yang meliputi :
·
Disesuaikan
dengan pernyataan masalah.
·
penjelasan
bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai
penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan
diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat
garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau
terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk
bagian yang tidak ada pengaruh.
Kerangka konseptual juga berperan
untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting
bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah penting
untuk memahami apa arti variable dan apa
saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang
ditelit tersebut.
Sebagai
contoh, penulis akan mencoba menerapkan kerangka konseptual yang penulis desain
pada paper penelitian yang berjudul :