Rabu, 09 Desember 2015

Tips dan cara memilih judul skripsi yang tepat



1. Pilih judul yang berguna
Pilihlah judul skripsi yang akan berguna buat masa depan. emang ada judul skripsi  yang tidak berguna?. Jawabannya , iya, sebab ada beberapa judul penelitian yang dengan melihat judulnya saja, kita sudah mengetahui hasil penelitiannya. Tetapi jika kamu tidak dapat menemukan judul skripsi yang berguna bagi orang lain, setidaknya judul skripsi kamu berguna bagi diri kamu. Sebab jika skripsi tidak memiliki manfaat, maka yakin saja skripsi kamu tidak akan pernah dibaca orang lain. Jadi buatlah skripsi kamu enak dibaca, minimal jadi bacaan buat kamu.

2. Pilih judul dengan tema yang kamu minati.
Walaupun kamu kuliah di jurusan tertentu, setidaknya pasti ada satu tema dari jurusan kamu yang kamu minati, seperti mahasiswa biologi dapat mengambil judul dengan tema hewan atau tumbuhan. Salah dalam memilih tema akan memperlambat kamu menyelesaikan skripsi kamu, sebab berhadapan dengan sesuatu yang tidak kamu sukai berarti kamu akan berusaha untuk menghindarinya.

3. Pilih judul yang kamu kuasai.
Walaupun kamu telah memilih juduk skripsi yang kamu minati, tetapi kamu tidak menguasai materinya, maka itu sama saja akan dapat memperlambat kamu nantinya. Memilih judul yang kamu kuasai dapat membantu kamu nantinya ketika menjalani ujian akhir, kamu bisa mempertahankan setiap tulisan di skripsi kamu.

4. Pilih judul yang memiliki banyak referensi.
Tips yang trakhir dan yang paling penting adalah memilih judul yang memiliki banyak narasumber. Ingat !! dalam menyusun skripsi setidaknya kita butuh minimal 25 buah buku referensi. Sebaiknya mencari dahulu beberapa literatur yang banyak yang berhubungan dengan skripsi kamu. Sebab kurang jumlah literatur bisa menghambat usaha kamu di tengah jalan nanti.
Itulah beberapa tips sederhana dalam menentukan judul skripsi. Sebaik-sebaik skripsi adalah skripsi buatan sendiri, dan sebaik-baik pembaca adalah yang memberikan komentar ketika membaca tulisan ini. Selamat mencoba.

 Berikut adalah beberapa tip menyusun judul skripsi yang orisinal:

1. Pilih judul skripsi sesuai minat.
Dalam menentukan judul tugas akhir, kerap dijumpai mahasiswa memilih secara asal tanpa minat cukup. Berbekal alasan agar cepat lulus, banyak mahasiswa memilih judul yang dirasa mudah dan tidak ruwet. Judul skripsi juga sebaiknya disesuaikan dengan karakter individu yang bersangkutan.

Sering kali pemilihan judul diikuti dengan pengetahuan minim sehingga memperlama waktu pengerjaan. “Minat terhadap judul maupun topik pada skripsi Anda akan membawa pengaruh pada semangat. Pastikan Anda  memilih judul sesuai minat,” ucap perempuan yang biasa disapa Lia ini tegas.

2. Tentukan fokus skripsi sejak awal.
Dari judul atau topik yang telah Anda pilih, segera tentukan fokus permasalahan secara gamblang. Uraikan masalah tersebut dalam kerangka pikiran sehingga terstruktur membentuk sebuah kesimpulan maupun solusi. “Anda dapat menggunakan rumus penulisan sederhana 5W + 1 H yaitu Who, Why, What, When, Where, dan How. Itu sudah dapat membantu Anda menjabarkan fokus masalah,” jelas Lia.

3. Perbanyak referensi literatur.
Dukung pemilihan judul skripsi Anda dengan pengetahuan yang memadai. Banyaknya kajian pustaka maupun karya terdahulu yang dapat menginspirasi Anda, serta perlu untuk diolah lebih lanjut. Menggunakan berita hangat akan mempermudah proses pengerjaan skripsi Anda. “Jangan lupa untuk selalu mencatat berbagai literatur bacaan. Dengannya, Anda tidak akan kesulitan ketika berkonsultasi dengan dosen jika memiliki dasar sumber yang kuat,” tuturnya lebih jauh.

4. Idealis dan realistis.

Jika Anda telah menemukan minat dan permasalahan, pastikan tidak berseberangan dengan dosen pembimbing. Idealis dalam ide tentu boleh. Namun jangan lupa untuk tetap realistis dalam pemilihan topik dan judul. Skripsi hanyalah tahapan yang harus Anda lalui untuk mendapat gelar sarjana. Jangan sampai karena terlalu idealis, Anda mengindahkan ketersediaan data maupun alat pendukung yang dibutuhkan nantinya dalam pengerjaan.



Kumpulan Judul Skripsi Keperawatan Terlengkap

  • Studi faktor faktor penyebab ketidakpatuhan Diet pada lansia penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Moncongloe kabupaten Maros (D3).
  • Tingfkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang perawatan Payudara di Ruang bersalin RSUD Maros (D3)
  • Studi Tingkat pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada lansia Panti Werdha Mojopahit Mojokerto (D3)
  • Hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB Paru (penelitian studi korelasi di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin.(S1).
  • Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pencegahan penyakit DHF di Masyarakat (penelitian Cross Sectional di perumahan Lokojoyo Kecamatan Limpung kabupaten Batang Jawa tengah (S1).
  • Studi Perbandiungan persepsi pasien JPS dan Non JPS terhadap pelayanan keperawatan di ruang bedah B dan D RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1).
  • Faktor – Faktor Yang berhubungan Dengan tingkat kecemasan klien dengan hemoptisis (Penelitian Cros sectional di ruang paru-patu RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (S1).
  • Hubungan tingkat pengetahuan perawat dalam memasang dan merawat infus terhadap kejadian Plebilis di ruang mawar Bapelkes RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo (D3).
  • Hubungan tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien Post Operasi Di ruang IRNA RSUD Syarifah Ambani Rato Ebo Bangkalan Madura. (S1).
  • Hubungan antara jenjang pendidikan dan tingkat kecemasan keluarga yang salah satu anaknya mengalami autisme. (S1).
  • Hubungan tingkat pengetahuan IBU tentang ASI dengan pola laktasi pada bayi baru lahir sampai umur 4 bulan di perumahan TNI-AL Kenjeran Surabaya (S1).
  • Hubungan komunikasi perawat dan tingkat kepuasan pasien yang dilakukan pembedahan (studi analitik cros sectional di ruang bedah kelas II RSU Ratu Zalecha Martapura Klaimantan Selatan (S1).
  • Studi tentang hubungan tindakan keperwatan Preoperatif terhadap tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1).
  • Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Ramelan Surabaya (S1).
  • Studi tentang hubungan tindakan keperawatan preoperatif terhadap tingkat kecemasan klien dengan fraktur di ruang bedah B RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1).
  • Hubungan komunikasi perawat terhadap tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di unit perawatan kritis Rumkital Dr. Soetomo Surabaya (S1).
  • Pengaruh konseling keluarga terhadap pebaikan peran keluarga dalam pengelolaan pasien diabetes melitus di wilayah puskesma BAnyu Urip Surabaya. (S1).
  • Studi tentang gangguan konsep diri pada klien gangren diabetik di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1).
  • Pengaruh kepuasan pasien atas asuhan keperawatan terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah kecelakaan RSUD Blambangan Banyuangi (S1).
  • Analisa hubngan komunikasi verbal dan non verbal perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang NTT (S1).
  • Hubngan pemberian intervensi keperawatan dan tingkat kecemasan pada klien angina pektoris (S1).
  • Studi tentang Gangguan Bodi Image pada klien fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi di ruang bedah RSID Dr. Soetomo Surabaya (S1)
  • Hubungan pengetahuan sikap perawat dan pendokumentasian keperawatan di ruangan penyakit dalam Rumkital Dr. Ramelan (Penelitian Cross Sectional di rumah sakit angkatan laut Dr. Ramelan) (S1).
  • Hubungan pengetahuan perawat dan peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan Pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler (Penelitian cross sectional di IRD lantai 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya) (S1).
  • Hubungan antara beban kerja dan kinerja perawat di instalasi rawat inap medical bedah RSUD dr. Soebandi Jember (S1).
  • Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dalam intervensi keperawatan pada bayi resiko tinggi Hipotermi (Studi deskriptif analitik di ruang Neonatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya) (S1).
  • Faktor – faktor yang berhubngan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan (Penelitian Cross sectional di RSUD Ulin Banjarmasin) (S1).
  • Efektifitas peran kelompok pendukung dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok terhadap peningkatan konsep diri pada klien menopause di wilayah kerja Puskesmas Gayaman, Desa Kenanten kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto (S1)
  • Studi tentang gangguan harga diri pada klien gagal ginjal kronis yang dirawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya (S1)
  • Peran serta kader Posyandu dalam upaya peningkatan status gizi balita melaui penyuluhan kesehatan di Posyandu wilayah kerja Puskeesmas Kecamatan Tompobulu. Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (S1).
  • Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Prodi Ilmu keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar (S1).
  • Faktor – faktor internal yang berhubungan dengan kesulitan belajar mahasiswa di akademi perawatan Datu Museng Makassar (S1).
  • Hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah kebutuhan dasar manusoa dan proses keperawatan (MA.105) Pada mahasiswa tingkat I Akper Departemen Kesehatan Bima NTB (S1).


 Contoh Penulisannya :No. A
SKRIPSI S-1 KEPERAWATAN LENGKAP
HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP KEPATUHAN
PENGGUNAAN TABLET Fe (FERROUS)
(PENELITIAN ANALITIK CROSS SECTIONAL
DI PUSKESMAS LARANGAN DESA BLUM............)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA
ABSTRACT
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu maupun janin. Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematur, tumbuh kembang janin dalam rahim terlambat, mudah terjadi infeksi, molahitadatidosa, hiperemisis grafidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Mengingat dampak anemia tersebut maka upaya-upaya dalam penanggulangan akan kekurangan zat besi tersebut telah ddilaksanakan oleh pemerintah, salah satu caranya adalah melalui suplemmen tablet besi.
      Tujuan Mengetahui Hubungan Persepsi Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Penggunaan Tablet Fe di desa Blumbungan Wilayah Kerja Puskesmas Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan tahun 2010.
       Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian Observasional dengan menggunakan Metode Analitik Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil yang memeriksakan diri di polindes  desa blumbungan  dan jumlah sampel 27 responden dengan metode purposive Sampling. Data penelitian ini di ambil dengan menggunakan kuisioner.dengan variabel independen persepsi dan variabel dependen kepatuhan penggunaan tablet Fe.
       Hasil uji statistik dengan Chi-Square menggunakan piranti lunak SPSS windows  15 menunjukkan bahwa X¬2 < 0,05 sehingga H1 diterima H0 ditolak,   
       Sehingga kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan persepsi Ibu Hamil Terhadap Penggunaan Tablet Fe.
Kata Kunci :  Persepsi Ibu Hamil, Kepatuhan, Penggunaan  Tablet Fe
DAFTAR ISI   
Halaman
HALAMAN JUDUL                                i
HALAMAN PENGESAHAN                        ii
HALAMAN PERSETUJUAN                        iii
KATA PENGANTAR                            iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN                        vi
ABSTRACT                                                                                                  viii
HALAMAN ABSTRAK                            ix
DAFTAR ISI                                    x
DAFTAR TABEL                                xiii
DAFTAR GAMBAR                                xiv
DAFTAR LAMPIRAN                            xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH        xvi
BAB 1 PENDAHULUAN                            1
1.1    Latar Belakang                                                                                1
Tingginya Angka kematian Ibu (AKI) sesuai data Survei Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI) 2009 yakni 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab tidak langsung kematian ibu yang utama adalah perdarahan 28%, eklamsi 13%, aborsi tidak aman  11% serta sepsis 10%. Penyebab tidak langsung resiko kematian ibu maskin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%
       Salah satu dari beberapa faktor tidak langsung penyebab kematian ibu adalah anemia, pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan, resiko kematian maternal, prematurisa, BBLR dan kematian perinatal. Disamping itu perdarahan antepartum dan post partum lebih sering.............................................
1.2    Identifikasi dan batasan Masalah                     5
1.3    Rumusan Masalah                             5
1.4    Tujuan Penelitian                             6
1.5    Manfaat Penelitian                             6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA                         8
        2.1 Konsep Dasar  Kepatuhan                         8
               2.1.1 Pengertian Kepatuhan                        8
Definisi kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien  sejauh  mana  perilaku  individu  sesuai  dengan  ketentuan yang  diberikan  profesional  kesehatan. Kepatuhan  mengkonsumsi  zat  besi  diukur  dari  ketepatan  jumlah  tablet yang  dikonsumsi,  ketepatan  cara  mengkonsumsi,  frekuensi konsumsi  perhari.  Suplemen  zat  besi  merupakan  cara  efektif karena  kandungan  zat  besinya  yang  dilengkapi  asam  folat  Kepatuhan  sulit  diukur  karena  tergantung  dari  banyak  faktor, diantaranya  adalah  pasien  sering  kali  tidak  mengakui  bahwa mereka  tidak  dilakukan  apa  yang  dianjurkan  dokter.
               2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan                   10
        2.2 Konsep Dasar Persepsi                                14
               2.2.1 Pengertian Persepsi                                14
               2.2.2 Fungsi Persepsi                                15
               2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi                        15
               2.2.4 Proses Terjadinya Persepsi                             26
       2.3 Konsep Ibu Hamil                                    27
             2.3.1 Pengertian Ibu Hamil                                27
             2.3.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil                   28
             2.3.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan                              28
             2.3.4 Nasehat-Nasehat Terhadap Ibu Hamil                                    28 
       2.4 Konsep Zat Besi ( Fe )                               30
             2.4.1 Pengertian Zat Besi                                30
             2.4.2 Pentingnya Zat Besi bagi Ibu Hamil                        30
Zat  besi  yang  sangat  penting  bagi  ibu  hamil  untuk  pembentukan dan  mempertahankan  sel  darah  merah  untuk  kecukupan  sel  darah  merah  akan  menjamin  sirkulasi  oksigen  dan  metabolisme  zat-zat  gizi  yang dibutuhkan  ibu  hamil,  selama  itu  jika  asupan  zat  besi  sejak  kehamilan  cukup  baik  maka  janin  akan  menggunakannya  untuk  kebutuhan  tumbuh kembangnya,  sekaligus  menyimpannya  dalam  nasi  sebagai  cadangan  sampai  usia  6  bulan  setelah  dilahirkan
             2.4.3 Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil                        30
             2.4.4 Akibat Kekurangan Zat Besi                            32
             2.4.5 Efek Samping Tablet Fe                                                          33
       2.5 Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil                        35
             2.5.1 Pengertian Suplementasi Zat Besi                          35
             2.5.2 Dosis dan Cara Pemberian                            36
             2.5.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Fe                        36
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL                            38
       3.1 Kerangka Konseptual                                38
Kerangka berfikir mengenai hubungan antar variable variable yang terlibat  dalam penelitian dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang di uraikan pada studi keperpustakaan (Nursalam, 2005: 56)
       3.2 Hipotesis Penelitian                                                                          40
BAB 4 METODE PENELITIAN                                41
       4.1 Jenis Penelitian                                      41
       4.2 Rancang Bangun Penelitian yang Digunakan                    41
       4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian                            42
       4.4 Populasi dan Sampel                                    42
             4.4.1 Populasi                                       42
             4.4.2 Sampel                                        42
             4.4.3 Besar Sampel                                    43
       4.5 Kerangka Operational                                45
       4.6 Variabel Penelitian                                    46
             4.6.1 Variabel Independen                                46
             4.6.2 Variabel Dependen                                46
             4.6.3 Definisi Operasional                               47
             4.6.4 Cara Pengukuran                                49
       4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data                        50
             4.7.1 Teknik Pengumpulan Data                            50
             4.7.2 Prosedur Pengumpulan Data                            50
      4.8 Pengolahan dan Analisa Data                            52
             4.8.1 Editing                                        52
             4.8.2 Kodiing                                                                                    52
             4.8.3 Tabulasi Data                                   52
             4 8.4 Analisa Data                                    52
      4.9 Masalah Etika                                       53
BAB 5 HASIL PENELITIAN                                54
      5.1 Gambaran dan Lokasi penelitian                            55
    5.1.1 Data demografi                                    55
    5.1.2 Data Geografi                                     55
      5.2 Data Umum                                        55
    5.2.1 Paritas                                       56
    5.2.2 Usia                                        56
    5.2.3 Pendidikan                                    57
     5.3 Data Khusus                                        58
    5.3.1 Persepsi ibu hamil                                58
    5.3.2 Penggunaan Tablet Fe                                58
            5.3.3 Tabulasi Silang                                    58            
BAB 6 PEMBAHASAN                                     60
6.1 Persepsi ibu hamil                                    60
6.2 Kepatuhan Penggunaan tablet Fe pada ibu hamil                    61
6.3 Hubungan persepsi ibu hamil dan kepatuhan penggunaan tablet Fe 62      
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN                                 64
7.1 Simpulan                                         64
7.2 Saran                                             65
DAFTAR PUSTAKA                                                                                   66
LAMPIRAN LAMPIRAN                                      67
DAFTAR TABEL
Nomor                                              Judul Tabel                                         Halaman
IV.1    Definisi Operasional
V.1    Hasil tabulasi silang antara persepsi dengan kepatuhan
            penggunaan tablet Fe
DAFTAR GAMBAR

Nomor                                         Judul Tabel                                 Halaman
III.1            Kerangka Konseptual
IV.1            Kerangka Oprasional
V.1            DFR berdasarkan Paritas
V.2            DFR berdasarkan usia
V.3            DFR  berdasarkan pendidikan
V.4            DFR Persepsi ibu hamil
V.5            DFR Kepatahuan Penggunaan tablet Fe
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor                                         Judul Tabel                                   Halaman
1.    Surat pengantar Permohonan Ijin Penelitian                67
2.    Surat Kepala Desa                                                      68
3.    Monografi Desa Blumbungan dan Potensi Perdusun                         69
4.    Surat Persetujuan Pengambilad Data Awal                                        70
5.    Surat Keterangan telah melakukan Penelitian                                    71
6.    Penjelasan Dan Informasi Menjadi Responden Penelitian         72
7.    Informed Concent                                                                               73
8.    Kuisioner Data Demografi                                                      74
9.    Lembar Kuisioner Persepsi                                                     75
10.    Lembar Kusioner Kepatuhan Penggunaan Tablet Fe                         77
11.    Tabulasi Data Deografi                                                            78  
12.    Data Tabulasi Persepsi Ibu Hamil                                    79 
13.    Tabulasi Kepatuhan Penggunaan Tablet Fe                80
14.    Hasil Uji Statistic                                       81
15.    Lembar Konsultasi                            82
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
AKI        :Angka Kematian Ibu
S.Kep        :Sarjana Keperawatan   
ANC        :Antenatal Care
DepKes RI    :Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DFR        Distribusi Frekuensi Responden
Hb        :Hemoglobin
KH        :Kelahiran Hidup
KIA        :Kesehatan Ibu dan Anak
KIE        :Konseling,m Informasi, Edukasi
KPD        :Ketuban Pecah Dini
M,Si        :Magister Studi Islam
M.MKes    :Magister Managemen Kesehatan
O2        :Oksigen
PromKes    :Promosi Kesehatan
PT        :Perguruan Tinggi
PusKesmas    :Pusat Kesehatan Masyarakat
S.Pd        : Sarjana Pendidikan
S.ST        : Sarjana Science Terapan
SD        : Sekolah Dasar
SMA        : Sekolah Menengah Atas
SMP        : Sekolah Menengah Pertama
STIKES    : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
WHO        : Wold Healt Organization



Cara Menulis Abstrak yang Baik dan Benar

Abstrak adalah rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat atau dengan kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang benar, tepat dan jelas mengenai isi suatu dokumen (Ahira, 2009).
Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah tergantung pada kesan yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian artikel yang paling sulit dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada (persyaratan dalam akreditasi jurnal ilmiah) (Santoso, 2009).
Abstrak seperti sinopsis. Hanya dengan membaca abstrak, pembaca sudah bisa memahami apa yang ada dalam sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu, abstrak harus jelas, singkat, padat dan mudah dipahami (Ahira, 2009).
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi artikel pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode), hasil yang dicapai dalam penelitian serta kesimpulan yang diperoleh. Setiap unsur hendaknya diungkapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu panjang (Santoso, 2009).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti)dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan dan saran tidak perlu disajikan (Ahira, 2009).
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak untuk dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dilakukan untuk memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar-lembar. Sehingga dengan adanya abstrak dapat membantu mencari referensi penelitian yang dicari(Ahira, 2009).
Adapun tujuan pembuatan abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Untuk melengkapi tulisan ilmiah seseorang.
2. Untuk membantu pengguna informasi memperpendek waktu pemilihan imformasi.
3. Untuk mengatasi kendala bahasa.
Halaman abstrak menyajikan intisari skripsi, yang mencakup (Hasil lokakarya metodologi penulisan skripsi program studi kimia, 2005):
1. Masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya.
2. Metode yang digunakan.
3. Hasil yang diperoleh.
4. Kesimpulan utama dan saran yang diajukan (bila ada).
Jangan sekali-kali mencamtumkan informasi ataupun kesimpulan yang tidak dibahas dalam skripsi.
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli dan berupa kata tunggal atau gabungan kata. Kata kunci diperlukan untuk kepentingan komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan dengan mudah judul-judul penelitian beserta abstraknya (Ahira, 2009).
Halaman abstrak bahasa Inggris diketik pada halaman baru. Ketentuannya sama dengan abstrak dalam bahasa Indonesia (Hasil lokakarya metodologi penulisan skripsi program studi kimia, 2005).
Adapun hal-hal yang perlu ada dalam abstrak adalah (Fakultas Teknologi Industri, 2007):
1. Masalah yang akan diteliti.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Hasil yang diperoleh pada penelitian.
4. Kesimpulan.
5. Kata kunci.
Menurut Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (2007), hal-hal yang tidak diperbolehkan ada dalam abstrak yaitu sumber acuan, informasi lain yang tidak berhubungan dengan penelitian dan gambar atau tabel. Adapun format penulisan abstrak adalah sebagai berikut.
1. Awal kalimat merupakan kata benda.
2. Terdiri dari maksimal 250 kata, diluar kata depan dan kata sambung.
3. Dalam bentuk satu paragraf.
4. Menggunakan spasi 1.
5. Menggunakan huruf Times New Roman.
6. Terdapat kata kunci yang terdiri dari maksimal 5 kata dan disusun secara alfabet.
7. Ditulis sebelum bab pendahuluan.
8. Rata kiri-kanan.
9. Ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12 pt.

 

 merupakan uraian arti penting permasalahan penelitian sehingga perlu diteliti untuk kepentingan pengembangan ilmu. Latar belakang harus menguraikan tiga hal penting, yaitu :

  1. Jelaskan alasan akademik/rasional dan esensial yang mengganggu kalau tidak diteliti. Alasan itu berupa penjelasan singkat tentang posisi permasalahan dalam bidang keilmuan yang diteliti. Argument atau alasan dapat diperoleh dari berbagai sumber atau perpaduan antara teori, hasil penelitian terdahulu untuk masalah yang sama, pertanyaan tentatif dari seseorang yang dipandang memiliki otoritas, atau lainnya. 
  2. Sebutkan permasalahan penelitian yang berkaitan langsung dengan masalah atau tema yang akan diteliti. Masalah merupakan “penyimpangan” dari teori kondisi yang “sharusnya” terjadi dengan kondisi yang “senyatanya” terjadi dalam penelitian. Himpunan permasalahan ini merupakan ruang lingkup penelitian yang masih memerlukan pembatasan supaya penelitian terfokus. 
  3. Pilih dan tegaskan fokus permasalahan yang akan diteliti. 
Berikan penjelasan tentang alasan pemilihan permasalahan tersebut yang meliputi :  
  • Akibat negatif kalau permasalahan tersebut tidak diteliti. 
  • Akibat positif kalau hal itu diteliti. 
Penulisan latar belakang harus dipaparkan secara cermat, tajam, sistematis, argumentatif dan ringkas (2-5 halaman). Isinya “tidak boleh hanya sekedar cerita” tentang rentetan peristiwa yang berkaitan dengan rencana penelitian. Deskripsi latar belakang harus betul-betul diorientasikan dan difokuskan pada penyebab yang melatarbelakangi munculnya rumusan masalah. Latar belakang dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) harus menggambarkan fenomena yang merupakan prasiklus yang menuntut dilaksanakannya penelitian. 


Tinjauan Pustaka atau kajian teori mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi.

Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis) menganggap tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga ditulis “asal ada” saja atau hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa kegunaan tinjauan pustaka. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai adalah dalam penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan pustaka.

Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas buku per buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka (hanya menyebutkan siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa membahas apa yang ditulis). Berdasar kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai di atas, tulisan ini berusaha untuk memberikan kesegaran pengetahuan tentang cara-cara penulisan tinjauan pustaka yang lazim dilakukan. Cakupan tulisan ini meliputi empat hal, yaitu: (a) kegunaan, (b) organisasi tinjauan pustaka, (c) kaitan tinjauan pustaka dengan daftar pustaka, dan (d) cara pencarian bahan-bahan pustaka, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Kegunaan Tinjauan Pustaka / Kajian Teori

Leedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk: (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya; (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi; (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya; (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain—yang mungkin terkait);  (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada; (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya; (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut.

Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan, yaitu: (1) mengkaji sejarah permasalahan; (2) membantu pemilihan prosedur penelitian; (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan; (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu; (5) menghindari duplikasi penelitian; dan (6) menunjang perumusan permasalahan. Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas, maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan tinjauan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka. Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini.

Kegunaan 1: Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (tinjauan dari waktu ke waktu: berkurang atau bertambah parah; apa penyebabnya). Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian. Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada. Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah di-lakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.

Kegunaan 2: Membantu pemilihan prosedur penelitian

Dalam merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.

Kegunaan 3: Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.

Kegunaan 4: Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan  berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok:  1. Kelompok Pustaka Utama (Significant literature); dan 2. Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature).

Kegunaan 5: Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat jelas maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut. Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi).

Kegunaan 6: Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan. Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehe nsif dan bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya (justified). Pada beberapa formulir usulan penelitian, bagian kesimpulan ini sengaja dipisahkan tersendiri (agar lebih jelas menonjol) dan ditempatkan sesudah tinjauan pustaka serta diberi judul “Keaslian Penelitian”.


Kerangka Konseptual
1.        Pengertian Kerangka Konseptual
Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk menjelaskan masalah dengan menggunakan teori yang relevan, serta menyusun kerangka teoritis/kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian.
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasi suatu pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur secara langsung. Agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam variabel-variabel. Misalnya, konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu    ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang tingkah laku, kecemasan, kenakalan remaja dan sebagainya. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
    Kerangka konsep merupakan susunan kontruksi logika yang diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti. Dimana, kerangka ini dirumuskan  untuk menjelaskan konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan empirik. kerangka pemikiran/ kerangka konseptual ini ditujukan untuk  memperjelas variabel yang diteliti sehingga elemen pengeukurnya dapat dirinci secara kongkrit. Adapun peranan teori dalam kerangka pemikiran yakni sebagai berikut :
a.    sebagai orientasi dari masalah yang diteliti
b.    sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c.    sebagai generalisasi; teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima
d.   ebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui
Dengan adanya kerangka konseptual maka minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis, serta memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya.
Contoh :
“pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah konsep,
maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah.
Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya. dari  uraian  pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian  dan peranan  dari  kerangka konseptual  dalam suatu penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep    konsep atau variable    variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
       Kerangka konseptual  merupakan suatu bentuk proses dari keseluruhan dari proses penelitian dimana Kerangka konseptual  harus menerangkan:
a.        Mengapa penelitian dilakukan ?
Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah atau membenarkan hasil penelitian sebeumnya, menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.
b.        Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute (studi pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.
c.         Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
d.        Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian itu dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontropersi di kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun.
       Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia. Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti.
Kerangka konseptual yang baik menurut Uma Sekaran sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono dalam Iskandar (2008: 54) sebagai berikut:
1.    Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.
2.    Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.
3.    Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.
Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris.
       Pemilihan kerangka konseptual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1.    Landasan pertama berpikir deduktif; analisisteori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuatan alisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut. 
2.    Landasan kedua berpikir induktif; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian. 
3.    Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.
2.     Tahap Penyusunan kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
1.    Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
2.    Mengembangkan pernyataan hubungan.
3.    Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
·       Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
·       penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh.
Kerangka konseptual juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah penting untuk  memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.
Sebagai contoh, penulis akan mencoba menerapkan kerangka konseptual yang penulis desain pada paper penelitian yang berjudul :

Tidak ada komentar: