Batik Trusmi Cirebon mulai ada sejak abad ke 14. suatu daerah dimana
saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga menebang tumbuhan
tersebut namun secara seketika kemudian tumbuhan itu tumbuh kembali.
Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata
terus bersemi.
Asal mulanya Sultan kraton menyuruh orang trusmi untuk membuat batik
seperti miliknya tanpa membawa contoh batik, dia hanya di perbolehkan
melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu kemudian
datang kembali dengan membawa batik yang telah dia buat.Ketika itu orang
trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada Sultan,yang kemudian di
bungkuslah kedua batik itu (batik yang asli dengan batik
buatannya/duplikat).
Orang trusmi kemudian menyuruh sultan untuk memilih batik yang asli
namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik duplikat
tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya.
sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangat apik,
tanpa membawa contoh batik yang aslinya dapat membuat batik yang sama
persis.
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti
menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang
dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain,
sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam bahasa
Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka
dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya
“Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang
memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega
Mendung”, di mana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah
lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan
beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik
pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan
juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah
dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya
adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga
tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau
kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna
biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai
dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada
keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang
menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di
Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa
ditemukan di banyak negara, seperti: Indonesia, Malaysia, Thailand,
India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di
beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat
terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama
dari Jawa.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun,
sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik
keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat
ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh
Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi
PBB.
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari
kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas
bahan lain, seperti: sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis
lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan
alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif
berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain
yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang
diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian
dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah
beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke
dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Jenis batik
* Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih
2-3 bulan.
* Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan
batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar